Bogor EduCARE

Hold Your Dream And Make It Happens-McHanafi

Selamat malam gan, kembali lagi dengan orang yang sama, tempat yang berbeda dan perasaan dengan orang yang berbeda, eaaaaa :v

Kalian belum tau kan sekarang saya kuliah dimana? Apa menurut kalian gak penting saya kuliah dimana yaa? Wkwk. Eittsss. Jangan sangka dulu nih. Alhamdulillah, sekarang saya lagi kuliah di Yayasan pendidikan mandiri Bogor EduCARE atau yang biasa kita sebut BEC. Tau BEC? Saya yakin sih, kalian kurang tau tentang BEC. Maka dari itu, saya akan sedikit menceritakan tentang saya di BEC ini.

Pada waktu itu, pas saya lagi mengabdikan diri di Tangerang, temen saya –sebut aja namanya madun- nanya katanya saya mau kuliah dimana. Dan saya juga masih bingung mau kuliah dimana dengan keadaan ekonomi keluarga yang lumayan minim, sedangkan saya mau gitu untuk kuliah. Dan dia juga nawarin untuk kuliah di BEC aja katanya. Enak tempatnya, sejuk udaranya, dan yang paling bikin menarik itu gratis biaya pembayarannya 😀 . Maka saya pun mulai ikut buka-buka website yang tertera di brosur, dengan niat yang bisa dibilang setengah-setengah, saya ikutin semua tingkatan penerimaannya. Mulai dari pendaftaran, tes tulis, survey rumah, interview dan Masa Orientasi Mahasiswa (MOM).

Pendaftaran

Pendaftaran ini dimulai pas saya masih di tangerang, saya download formulir pendaftarannya dan saya ini semampunya. Gak tau kenapa saya masih belum ada niat yang kuat untuk daftar disini, mungkin belum terbukti kenyamanannya. Suatu hari, saya pulang ke Bogor dan mulai berniat untuk memberikan formulir yang udah saya isi. Saya baru sadar bahwa formulirnya itu belum lengkap diisi, maka sayapun mengisinya di mushola dekat dengan asrama mahasiswi BEC. Setelah mengisinya dengan benar, maka saya memberikannya ke pihak BEC ini. Dan asal kalian tau, saya hanya sendiri memberikan formulir itu, tanpa didampingi oleh wali. Ada sedikit rasa iri kepada yang lain yang sedang memberikan formulir itu dengan ditemani oleh keluarga atau orang tua mereka. Hiks

Singkat cerita, selesailah proses pendaftaran dengan memberikan formulir yang sudah saya isi tadi.

Tes Tertulis

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tapi bulan belum tergantikan. Saya mendapat kabar untuk mengikuti tes tertulis ini. Saya ikuti pula tes ini dengan lumayan bersungguh-sungguh karena sayang juga saya udah daftar dan masa gak ikut gitu aja, kan ngecewain kalo gitu mah. Dan sedihnya lagi, saya gak ditemenin keluarga buat tes ini, saya kaya orang yang tersesat. Menyendiri dan kebingungan. Untung kaka-kakanya baik, jadi saya di anter ke tempat tes itu. Dan alhamdulillah juga, disini bisa lulus untuk naik ke tingkat selanjutnya, yaitu survey rumah.

Survey

Nah pas survey ini, kebetulan, eh bukan kebetulan sih, udah takdir. Pas itu saya lagi nikmat-nikmatnya tidur, eh taunya ada tamu. Ibu saya pun bangunin saya buat ketemu tamu itu, yang mereka itu adalah salah dua dosen dari BEC yang bertugas untuk survey ke rumah saya. Bermacam pertanyaan telah dijawab oleh saya dan ibu saya. Percakapan akhir kita itu bahwa saya tinggal liat pengumuman kelulusan di tanggal tertentu, saya lupa tanggal berapanya :D. Tibalah saatnya pengumuman itu, dan booommm, saya keterima juga untuk melanjutkan proses penerimaan ini ke tahap selanjutnya yaitu interview

Lokasi Survey

Interview

Nah kalo pas interview ini, saya alhamdulillah ditemenin sama kaka saya, yaa lumayanlah saya jadi ada temen ngobrol. Kenapa saya ditemenin juga akhirnya? Soalnya tes interview ini mewajibkan kita para calon mahasiswa buat bawa wali atau pendamping keluarga kita. Maka dari itu, dikarenakan orang tua saya lagi kerja, saya ngajak kaka saya aja. Seperti layaknya interview biasa, saya dan kaka saya di tanyain berbagai hal tentang kehidupan saya. Singkat cerita, selesailah interview ini dan seperti biasa, saya tinggal nunggu pengumuman hasil tes ini. Dan setelah jatuh hari H, saya liat di webnya dan alhamdulillah, saya lulus juga tes terakhir. Iya tes terakhir, tapi saya belum resmi jadi mahasiswa BEC ini. Tinggal 1 proses terakhir. Proses yang lumayan membahagiakan. Yaitu Masa Orientasi Mahasiswa (MOM)

Masa Orientasi Mahasiswa (MOM)

Disinilah hal-hal yang seru dimulai. Temen baru, aktivitas baru, tempat baru, adaptasi baru, pacar baru ehhh :v, enggak lah itu mah. Gak ngerti pacar-pacaran. Masih polos  -_-

Saya dapet di gugus G atau kita nyebutnya Generous. Keluarga baru kecil yang penuh keceriaan. Kita berjuang sama-sama sampe akhirnya kita dipisahkan dengan adanya pembagian kelas belajar. Tapi sebelum itu, saya dan Generous ini pernah bikin kehebohan dengan yel-yel yang kita buat. Dan dengan kehebohan-kehebohan yang lain kaya misalkan kita teriak-teriak gak jelas gitu sampe dikira kaya orang gila. Wkwk. Ya biarin lah, namanya ge belum kenal jadi yaa bodo amat.IMG_0696

Telah sampailah kita di penghujung proses dan berakhir pula MOM yang selama 3 hari ini lumayan menguras tenaga. Dan alhamdulillah kita udah resmi jadi mahasiswa BEC. saat itu, saya juga bukan Cuma sedikit senengnya, saya ngerasa seneng banget karena bisa jadi mahasiswa BEC. Dan saya mulai ngerasa nyaman disini.

Setelah libur hari minggu, dan setelah dibagiin kelas juga, saya menuju kelas baru saya dengan berbagai macam orang yang sangat berbeda karakter. Saya mendapatkan kelas yang lumayan garing awalnya. Saya dapet bagian di kelas C alias kelas Confident. Beberapa hari setelah perkenalan dikelas, kita udah dapet julukan sebagai kelas yang garing, pasif dan lain-lain. Oh iya, waktu itu juga saya dikasih amanah sebagai ketua kelas di kelas Confident. Dan saya sebagai ketua kelas disitu ngerasa harus ada yang diperbaiki di kelas ini. Singkat cerita kita obrolin baik-baik sampe kita bisa berubah juga.

Tawa canda, tangis haru, suka duka, riang senang, semuanya kita jalanin, sampe kita semua ngerasa kalo kita itu bener-bener keluarga. Banyak tangis yang terjadi di kelas Confident ini. Semua kesedihan kita jadiin pelajaran. Semua tawa kita jadiin sebagai obat penghilang bosan dan jenuh. Saya sebagai ketua kelasnya sangat tidak mau kehilangan mereka. Saya sebagai ketua kelasnya merasa bangga dengan mereka, karena pada akhirnya kita yang dibilang sebagai kelas yang membosankan, kelas yang pasif, kelas yang garing oleh 3 dosen sekaligus, bisa menjadi kelas terbaik di cawu itu, semuanya bukan karena saya sebagai ketua kelasnya bukan. Bukan juga karena merekanya yang sering melakukan hal-hal baik bukan. Tapi ini semua berkat proses kita untuk menjadi lebih baik, proses kita untuk bisa belajar dari kesalahan, proses kita untuk bisa merubah diri kita menjadi lebih baik, ini semua karena kita semua yang memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Rasa peduli yang tinggi. Kemauan berubah yang tinggi. Kebersamaan yang sangat berarti.IMG-20161217-WA0007

Pernah dulu saya menitihkan air mata karena kecewa terhadap mereka yang masih berperilaku seperti anak kecil. Pernah dulu saya marah terhadap mereka karena sulit untuk membedakan waktu bercanda dan waktu serius. Dan pernah juga dulu saya menangis karena tidak mau berpisah dengan mereka. Banyak pelajaran yang saya dapat. Banyak pengalaman berharga yang saya peroleh. Kita sudah tidak malu lagi untuk mengeluarkan air mata di depan diri kita sendiri. Kita sudah menerima sikap diri kita masing-masing. Sudah seperti keluarga sendiri. Bukan seperti, tapi memang sudah menjadi keluarga.

Terkadang saya rindu saat dimana kita tertawa bersama, belajar bersama, saling memotivasi, saling memberi dukungan, saling peduli, saling meledek, saling bercanda, makan semangka bersama, diomelin bersama, kena marah bersama, saling keras kepala, saling bantu, saling menangisi kesalahan bersama, saling berbaik hati, saling kerjasama; haaaaaaaahhhh, terlalu banyak kenangan bersama kalian. Maaf yaa buat yang baca ini, saya belum kuat buat nahan air mata. Saya akui, saya nangis untuk kesekian kalinya untuk Confident. Terima kasih Confident udah jadi motivasi saya selama di BEC ini. Tanpa kalian, saya gak akan semangat kaya gini. Selesai.

#####

Naaahhhh, buat calon-calon mahasiswa yang mau kuliah tapi belum ada dananya, bisa deh kuliah disini. In sya Allah gak akan nyesel. Dosennya juga sangat baik-baik. Temen-temennya in sya Allah nyenengin. Kalo saya nyebutnya “BKB” alias Bukan Kuliah Biasa. Spesial banget. Unccchh deh pokonya. Wkwkwk. Bukan Cuma mendalami pelajaran, tapi juga mendalami tentang akhlak, kepribadian dan lain-lainnya. Banyak banget nget nget pengalaman yang bisa didapet. Kenapa saya bisa bilang kaya gini, karena ini sesuai dengan pengalaman saya pribadi. Satu hal lagi sebelum penutupan. Bahwa saya rindu Confident. Terima kasih 😉

 

Uncategorized

Apakah Tangan Diatas Lebih Baik Dari Tangan Dibawah ??

Ini postingan ane serius yang pertama gan. Gak perlu tau kali nama aslinya siapa, yang penting kita dapet pencerahan walaupun sedikit dari postingan ane ini nih gan. Yaa kalo maksa buat kenal sih yaa tinggal kenalan aja, samperin ke kotanya. Ane orang Bogor, Jawa Barat :D. Ini ada sedikit artikel gan. Semoga bermanfaat. :*

“Dari Abdullah bin Umar RA katanya: ‘Ketika Rasulullah SAW sedang (berkhutbah) di atas mimbar, beliau menyebut perihal sedekah dan perihal mencegah diri dari meminta-minta. Sabdanya : ‘Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas ialah tangan yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah ialah tangan yang meminta.’”

Setiap manusia di ciptakan dengan memiliki tangan dan anggota tubuh yang lain. Mereka pula yang mengarahkan, akan dipakai untuk apa anggota tubuh mereka itu. Setiap anggota tubuh memiliki kegunaan masing-masing; mata untuk melihat, hidung untuk mencium bau, kaki untuk berjalan dan lain-lainnya. Sebagian manusia menggunakan anggota tubuhnya untuk kebaikan, adapula yang menggunakannya untuk hal buruk. Tangan untuk mencuri, kaki untuk berjalan menuju tempat maksiyat dan lain-lain. Kita sebagai manusia yang memiliki akal dan memiliki agama yang sempurna, patutnya kita menggunakan anggota tubuh kita hanya untuk hal-hal baik. Kita gunakan tangan kita untuk memberi apa yang telah di berikan Allah kepada kita, kita bantu orang yang mengalami kesulitan dengan menggunakan tangan kita, kita sumbangkan sebagian harta kita kepada orang yang lebih membutuhkan. Karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Jadi gitu gan, sis. Yaa lumayan lah buat pencerahan hati kita sedikit. Ane nulis ini juga karena ane lagi ngingetin diri ane pribadi. Ane merasa jauh dari apa yang di sabdakan Rasul kepada kita nih. Ane lagi belajar mencari jati diri dan terutama mencari jodoh, ehhh 😀

Udah ah malah ngawur nih, udah kan bacanya?? Nambah ilmu kali dikit mah yakk?!! Wkwk semoga aja bisa jadi manfaat buat semuanya gan ya. Aamiin.